“Selama toko buku ada, selama itu pustaka bisa dibentuk
kembali. Kalau perlu dan memang perlu, pakaian dan makanan dikurangi.”
Tan
Malaka, Madilog

Kemarin, 23 April 2019 adalah hari buku sedunia. Kita semua merayakannya. Beribu hingga jutaan instansi, komunitas serta individu mengucapkan hari buku sedunia di media social mereka, juga tak lupa disertakan tagar #haribukusedunia. Stori whatsapp tak luput dari unggahan gambar ucapan tersebut.

Setidaknya, hari buku sedunia mampu mengingatkan kita akan
berharganya buku sebagai pembangun peradaban. Minat baca suatu masyarakat
menjadi pemacu bangkitnya peradaban dan meningkatnya kualitas SDM masyarakat di
tempat tersebut.

Baru beberapa minggu lalu, ketika sedang dalam perjalanan
pulang ke rumah, saya melewati proyek perumahan, seperti dugaan saya sepertinya
disini akan berdiri ratusan perumahan. Selain itu, mall-mall besar juga sudah
berdiri di sekitarnya. Beberapa puluh tahun, atau bahkan beberapa tahun ke
depan sepertinya proyek ini akan menjadi ramai 24 jam.

Dalam benak saya seraya memandang proyek yang begitu luas
ini, “Dimana perpustakaan di tanah kosong di tengah kota seramai ini?”

Dari dulu memang menjadi impian saya, di berbagai tempat,
desa, kampong, kecamatan, kota, seluruh penjuru nusantara memiliki perpustakaan
daerah. Walaupun kecil. Di dalam perpustakaan tersebut tersedia berbagai buku
yang nantinya dapat dinikmati masyarakat.

Memang, tak mudah mewujudkannya. تنزيل لعبة الروليت Bahkan sekalipun sudah ada
perpustakaan, terkadang minat baca masyarakat belum juga tumbuh. Lantas, lebih
dulu mana lahirnya, antara minat baca masyarakat dengan lahirnya perpustakaan?

Baik, tak perlu panjang-panjang dulu memikirkan kapan kedua
poin diatas lahir. Kini, kita mesti memikirkan bagaimana cara meningkatkan
minat baca masyarakat.

Menumbuhkan minat baca tidak semudah mengajak salah seorang
teman kita untuk mendownload PUBG, memainkannya bersama hingga candu. Meski
bermain PUBG pun asalnya sulit. Minat baca mesti ditanamkan sejak kecil.
Minimal sejak sekolah dasar. Kendati demikian, bukan berarti orang dewasa
mustahil untuk menumbuhkan minat baca di usianya tersebut.

Buku-buku yang sering kita gunakan di sekolah dasar sangat
minim sekali akan literasi. Dan itu wajar. Namun, yang harus disiasati adalah
menanamkan hobby membaca anak tersebut melalui buku-buku sekunder. Tentunya
buku-buku yang ringan dulu.

Seseorang biasanya, dalam tahapan awal suka membaca, ia akan
lebih asyik membaca buku-buu cerita, dongeng, cerpen hingga ke tarafan yang
lebih tebal, yaitu novel. Atau ada juga yang lebih suka memilih buku-buku
motivasi.

Mengapa demikian. Diantaranya adalah mudahnya alur yang
disodorkan oleh penulis. Juga otak si pembaca yang mudah menangkap maksud yang
tersirat dalam tulisan yang ringan itu. Tak ada teori. Semuanya mengalir asyik,
mudah.hanyut terbawa aliran yang didayung oleh si penulis.

Fase senang membaca buku-buku novel tersebut – biasanya –
akan tergantikan dengan buku-buku yang lebih berat, penuh dengan teori, rumit
memahaminya, syarat akan makna yang dikandung dari beberapa kalimatnya saja.

Jadi, sebenarnya alurnya kembali kepada bagaimana seseorang
itu bisa mendapatkan buku dan menumbuhkan minat baca.

Disinilah tugas pemerintah semestinya. لعبة الكازينو Ya, ini adalah tugas
kita bersama. Yaitu mempermudah masyarakat untuk mendapatkan atau mengakses
buku. Entah itu dengan membuat perpustakaan umum di setiap desa, atau dengan
memberi subsidi khusus untuk meringankan masyaraka dalam membeli buku. Atau bagus
juga jika dianggarkan untuk pembangunan infrastruktur

Ya, yang ada di pikiran dan mindset kita adalah, “Alah,
untuk makan sehari-hari aja sulit, boro-boro beli buku.” Atau, “Alah paling
perpustakaan itu sepi, gak kepake, gak ada peminatnya.”

Itulah tugas kedua, tugas kita bersama. Meningkatkan
ketertarikan masyarakat kepada literasi. Tidak usah muluk-muluk. Sediakan saja
buku-buku serta kopi. Adakan diskusi kecil bersama kaum-kaum mudanya. Apalagi sekarang
hampir setiap individu memiliki gadget. Motivasi-motivasi menarik tentang
pentingnya membaca, dibungkus dengan desain gambar yang menarik sepertinya
mampu membuat orang tertarik untuk membaca.

Selamat hari setelah hari buku sedunia. Sambil menikmati
sejuknya udara pagi, kopi di tangan kanan, buku di tangan kiri.


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *