Manusia setiap harinya membutuhkan asupan
gizi untuk menopang pertumbuhan hidupnya, juga menjaga stabilitas kondisi
tubuhnya. Jika tubuhnya kekurangan gizi, maka akan ada efek negatif berupa
penyakit, dan lain-lain yang akan menjangkitinya.

Nutrisi atau gizi sudah tentu penting bagi
tubuh. Kita dituntut untuk memenuhinya setiap hari. العاب بوكر للكبار Gizi yang bagus adalah yang
seimbang, semua itu kita dapatkan dengan memakan makanan yang sehat dan bergizi
sesuai kebutuhannya.

Tak asing lagi istilah yang mainstream kita
dengar, empat sehat lima sempurna, istilah yang dicetuskan oleh Prof. Poorwo
Soedarmo yang dikenal sebagai bapak gizi Indonesia pada tahun 1950. Komposisinya
adalah, 1) Makanan pokok yang kaya akan karbohidrat, 2) Lauk pauk sebagai
sumber zat pembangun tubuh, 3) Sayur-sayuran yang mengandung banyak vitamin,
serat dan protein nabati, 4) Buah-buahan yang bagus untuk melancarkan saluran
pencernaan, dan 5) Susu, yang mana bagian satu ini adalah penyempurna, dalam
artian tidak wajib untuk dipenuhi.

Selain tubuh yang mesti kita penuhi gizinya
dengan empat sehat lima sempurna, manusia memiliki bagian penting yang tidak tidak
boleh ditelantarkan. Bahkan jika tidak dipenuhi kebutuhannya, akan berimbas
pada ketidakstabilan, yaitu otak dan hati, tegasnya akal dan spiritual.

Sebagaimana tubuh, otak memerlukan asupan
gizi, tak lain dan tak bukan adalah ilmu pengetahuan. Sekarang kita sedang
membicarakan otak dengan perspektif alat untuk berpikir, menganalisis kasus dan
memcahkan masalah, bukan otak sebagai satu bagian dari organ tubuh yang
asupannya adalah sayur-sayuran bergizi untuk meningkatkan daya kerjanya.

Otak diisi dengan ilmu pengetahuan, dan
ilmu pengetahuan diperoleh dengan belajar. Untuk mengasahnya diperlukan
pengulangan materi serta memahami secara dalam. Abu Umar bin Abdul Barr mencantumkan dalam kitabnya Jāmi’ Bayān al-‘ilmi
wa Fadlih
sebuah bait yang disandarkan kepada al-Lulu`i:

وَاعْلَمْ بِأَنَّ الْعِلْمَ بِالتَّعَلُّمِ *** وَالْحِفْظِ وَالْإِتْقَانِ
وَالتَّفَهُّمِ

Ketahuilah bahwa ilmu
diperoleh dengan belajar, menghafal, memperkuat ingatan, memahami secara dalam

Bait diatas memaparkan beberapa metode dalam proses belajar yang bisa kita
lakukan sendiri untuk asupan otak sehari-hari. Selain beberapa hal diatas,
membaca buku pun bisa menjadi asupan yang penting bagi otak kita.

Orang yang sudah mapan secara jasmani dan akal, jika tidak diimbangi dengan
tatanan hati yang bagus akan berimbas pada sifat yang buruk. Oleh karena itu,
hati pun mesti dipenuhi gizinya, tentunya dengan berzikir mengingat Allah SWT
dan menunaikan badah-ibadah lainnya.

Allah SWT berfirman dalam Surat ar-Ra’d ayat 28:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا
بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.

Mungkin sebagian kita pernah melihat orang yang cukup bahkan lebih
secara materi, kekayaan menumpuk, jasmani sehat, namun hidupnya merasa tidak
tenang, beban pikiran selalu menghampirinya, akhirnya badan yang sehat menjadi
sakit, dan masalah lainnya muncul, ia sangat membutuhkan ketenangan hati. Barangkali
zikir dan ibadah-ibadah yang wajib maupun sunnah adalah obat baginya. Semoga kita
dapat menyeimbangkan tiga unsur diatas dengan gizi dan asupan yang
diperlukannya.


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *