Istilah santri adalah kata yang sudah tidak asing lagi didengar oleh kalangan masyarakat, santri yang berarti mereka yang sedang belajar ilmu agama di pondok pesantren. Maka dari sini kita harus lebih mengetahui apa makna hidup dari seorang santri?.

Menjadi santri bukanlah jalan yang mudah karena Syarat menjadi santri yang kuat ialah orang tua yang kuat pula. Bila seorang anak dengan siap ingin menuntut Ilmu di pondok pesantren maka orang tua harus lebih siap dari si anak, siap mental, siap finansial dan siap akuntabilitas (pertanggungjawaban). Bila orang tua siap dan anak pun juga sama, maka tentu tak perlu ada hal yang harus dikhawatirkan.

Dalam syair kedua Syeikh imam Ibnu athailah yang ditulis dalam kitab al-hikmam :

إرادتك التجريد مع إقامة الله إياك في الأسباب من الشهوة الخفية، و إرادتك الأسباب مع إقامة الله إياك في التجريد انحطاط عن الهمة العلية. اربح مال

“Kamu ingin maqam tajrid padahal Allah menempatkanmu di maqam asbab itu termasuk syahwat yang samar,
sedang kamu ingin maqam asbab padahal Allah menempatkanmu di maqam tajrid itu adalah penurunan dari cita luhur”

Seorang santri bisa dikatakan bahwa santri telah mendapatkan posisi “tajrid” Yaitu seseorang yang telah terlepas dari tuntutan duniawi seperti mencari rizki, bekerja dan sejenisnya. Santri hanya fokus belajar,menghapal pelajaran, berdzikir dan khidmah kepada guru atau ustadz, ia tidak perlu memikirkan rezeki datang dari mana! العب بلاك جاك karena posisi yang tepat untuk memikirkan rezeki,uang saku dan biaya adalah orang tua karena orang diposisi “asbab”  Yaitu seseorang yang diposisikan oleh Allah SWT memiliki tanggung jawab dalam urusan dunia, rezeki tidak bisa datang sendiri harus ada wasilah usaha maka bila seseorang orang yang telah Allah posisikan di maqam asbab dan ia ingin merubah dirinya ke Maqam tajrid maka itu hanya keinginan Hawa nafsu yang samar.

Maka dari itu Bila seseorang yang telah Allah tempatkan dimaqam tajrid lalu ingin pindah ke maqam asbab yaitu kebalikan dari tajrid maka ia sudah meruntuhkan nilai kemuliaan ia disisi Allah SWT.

و إرادتك الأسباب مع إقامة الله إياك في التجريد انحطاط عن الهمة العلية.

Dan seorang santri sepatunya mensyukuri atas maqam atau posisi yang telah Allah karuniakan kepadanya, tidak sepatunya ia bermalas-malasan, kabur dari tempat belajar karena hal itu meruntuhkan kemuliaan ia diri ia sendiri.

Ilmu yang ia pelajari juga jalan menuju diangkatnya derajat disisi Allah, maka bisa di bayangkan bila orang tua dan anak saling menguatkan, orang tua yang mencari nafkah dan anak yang mendoakan di pondok pesantren.

یَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمۡ وَٱلَّذِینَ أُوتُوا۟ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَـٰتࣲۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِیرࣱ

Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. [Surat Al-Mujadilah 11]

Wallahua’alam Bisshowab

Sukabumi, 14 Agustus 2020


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *