Bali, Santri Mengglobal – Sanubari Nuris merupakan akronim dari Santri Nuris Bali Berbudaya Literasi yang menjadi komunitas literasi santri pertama di Bali. Komunitas ini diinisiasi oleh santri dan alumni dari Pontren Nuris. Lahir dengan nama Nuris Pers pada 22 Januari 2022, akhirnya berubah nama menjadi Sanubari setelah melalui berbagai pertimbangan pada 16 Desember 2022.

Saat ini, Sanubari telah membuktikan melalui karya-karya atas concern utamanya yaitu menjunjung literasi santri Bali yang mempromosikan harmoni keberagamaan dan keunikan umat Islam di Bali. “Sanubari menjadi jembatan dari wadah pengembangan skill literasi para santri di Pontren Nuris. Utamanya, agar literasi menjadi salah satu pondasi utama untuk meningkatkan kualitas santri dalam berkompetisi di kancah global”. Ungkap Putri Hidayathi, Tim Sanubari Nuris pada Rabu 30/08/2023 kepada Santri Mengglobal.

Festival Literasi Santri Bali

Festival Literasi Santri Bali yang diselenggarakan oleh Sanubari Nuris telah dibuka pada 26 Agustus 2023 berlokasi di gedung SBSN Man 3 Jembrana Bali. Beberapa poin penting dari festival ini adalah Pertama, Sanubari fokus pada peningkatan literasi santri Bali sebagai harapan atas dasar terbentuknya karakter santri Bali. Kedua, dengan terlibat dalam organisasi dan manajemen acara, santri Bali diharapkan mampu meningkatkan soft-skill nya sehingga mampu menumbuhkan bibit pemimpin dan anggota yang baik. Ketiga memberikan santri informasi beasiswa dengan pemahaman bahwa santri Bali memiliki peluang besar dalam mendapatkan beasiswa. Keempat, menjadi sarana untuk memotivasi santri dan pemuda Bali untuk terus belajar dan mengembangkan potensi diri dan terakhir memperkuat silaturrahmi antar santri dan pemuda se-Bali untuk membangun koneksi dan kolaborasi di masa mendatang.

Setelah resmi dibuka, Festival Literasi Santri Bali dimulai dengan acara “Seminar Motivasi Lanjut Studi dan Beasiswa” yang dipandu oleh Moderator Rizky Rahmat Hendrawan (Wakil Ketua Jaringan Sekolah dan Pesantren PW IPNU Bali) dengan pembicara : 1. Fajri Zulia Ramdhani, M.Ag. (Penerima Beasiswa S1 PBSB Kemenag RI, Beasiswa S2 Kemenpora RI, Koordinator Bidang Pendidikan dan Penerbitan Santri Mengglobal), 2. Efri Arsyad Rizal (Penerima Beasiswa S2 LPDP Luar Negeri Jalur Afirmasi Santri, University of Birmingham, UK, Founder Sanubari Nuris).

Kegiatan ini mengundang dukungan dan doa dari beberapa pihak terbukti dengan hadirnya Bapak Dr. KH Fathurrahim M.Pd.I (Pengasuh pondok pesantren Nuris dan Ketua STIT Jembrana Bali) dan Bapak Hendra Sidratul Azis, S.Pd., M.AP (Kasie Pendis Kemenag Kab. Jembrana) yang sekaligus menyetujui ajakan Sanubari untuk berkolaborasi, juga adanya beberapa sponsor yang mendukung terlaksananya program ini. Kemudian, antusiasme dari peserta pun terlihat dari hadirnya beberapa undangan dari institusi madrasah, pondok pesantren dan IPNU-IPPNU di Jembrana.

Festival Literasi Santri Bali akan terus berlangsung dengan program-program lain yang akan datang sampai pada tahun 2024. Nantinya, akan menjadi program kerja rutinan sebagai upaya Sanubari melakukan kontinuitas kampanye literasi di Pesantren.

Festival Literasi Santri Bali, Presented by Sanubari Nuris. Foto : Istimewa

Uraian Singkat Materi Seminar

Fajri Zulia Ramdhani menarasikan tiga poin penting yang harus dimiliki santri yaitu akademik, organisasi dan pengembangan potensi bakat dan minat yang nantinya akan menjadi kombinasi epik dari CV calon pelamar beasiswa. Sebagai salah satu panitia dari Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) Kementrian Agama di tahun 2022, ia juga membagikan informasi tentang Beasiswa BIB serta Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) yang ia peroleh saat studi sarjana di UIN Walisongo Semarang. Tidak dipungkiri, saat ini peluang santri mendapatkan beasiswa ini semakin terbuka lebar mengingat santri diberikan ruang bersaing yang seimbang dan sesuai dengan kapasitas serta visi misi santri.

Melihat fakta bahwa eksistensi Islam di Bali merupakan sebuah keunikan, Efri Arsyad Rizal selaku narasumber kedua dalam seminar memberikan contoh bagaimana diskusi tentang Islam Bali bisa diangkat dan menjadi daya jual saat mempersiapkan studi lanjut. Dalam banyak aspek keilmuan, menurutnya, Islam dan Bali merupakan dua kata kunci yang dapat mendatangkan banyak tanda tanya sehingga perlu peran muslim Bali secara langsung untuk menjadikannya berharga. Dengan begitu, santi-santri dan pemuda Bali akan semakin diakui keberadaannya, bahkan Islam di Bali sebagai minoritas bisa memiliki identitas unik yang akan selalu dikenal dan dibanggakan masyarakatnya.**