Masuknya kita pada bulan rabi’ul awal , tak lepas dari mengingat dilahirkannya manusia mulia, penutup para nabi yaitu baginda nabi Muhammad SAW. Maka dari itu Kita selaku umatnya, sepatutnya merasa gembira dengan masuknya pada bulan rabi’ul awal ini. Terlebih dari itu bahwa umat baginda nabi Muhammad SAW meiliki keistimewaan yang mana tidak dimiliki oleh umat-umat sebelumnya. Dalam kitab Khoshoisul ummatil muhammadiyyah, kitab yang ditulis oleh guru kita sayyid Muhammad bin’alawi bin abbas almaliki almakki alhasani, beliau menuliskan banyak keistimewaan atau kekhususan yang hanya dimiliki oleh umat nabi Muhammad saw, salah satunya adalah dimuliakannya dengan rahmat khusus di akhirat.

Dalam surat fatir ayat 32-35, Allah Swt telah menyebutkannya :

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا ۖ وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ
وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ ۖ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ
الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ

Artinya : Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.
(Bagi mereka) surga ‘Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera.
Dan mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri.
Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu”.

Maknanya adalah bahwa Allah SWT membagi umat nabi Muhammad SAW ini dengan 3 bagian :

  1. “Faminhum dzolimun linafsih” dia adalah golongan orang yang terkadang lalai terhadap sebagian apa yang allah wajibkan dan terkadang melakukan sebagian apa yang telah allah larang, dia adalah golongan orang yang mencampuri antara amal baik dan amal buruk.
  2. “wa minhum muqtashidun” dia adalah golongan orang-orang yang suka melakukan apa yang telah allah wajibkan dan meninggalkan terhadap apa yang allah haramkan, akan tetapi ia terkadang meninggalkan hal yang sunnah dan melakukan sebagian yang makruh.
  3. “wa minhum saabiqun bil khairat” dia adalah orang-orang yang senantiasa melakukan apa yang telah allah wajibkan dan sunnahkan, kemudian meninggalkan hal-hal yang diharamkan dan dimkaruhkan.

Ibnu abbas ra berkata :


السابق بالخيرات يدخل الجنة بغير حساب, والمقتصد يدخل الجنة برحمة الله , والظالم لنفسه يدخل الجنة بشفاعة سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم.

Artinya : kelompok Assabiqu bil khoirot masuk surga tanpa hisab,golongan Almuqtashid masuk surga dengan rahmat allah dan Adz-dzolimu linafsihi masuk surge dengan adanya wasilah syafa’at nabi Muhammad Saw.

Begitu juga yang diriwayatkan oleh ima ahmad dalam sanadnya, diterima abu darda, berkata : bahwa orang-orang yang senantiasa melakukan apa yang telah allah SWT wajibkan dan sunnahkan, dan senantiasa meninggalkan terhadap apa yang allah haramkan dan makruhkan maka aka nallah masukkan kedalam surga-Nya tanpa hisab, kemudian orang-orang yang senantiasa melakukan terhadap apa yang telah allah wajibkan meninggalkan apa yang allah haramkan namun terkadang masih suka meninggalkan yang allah sunnahkan dan masih suka melakukan terhadap apa yang allah makruhkan, maka mereka akan dihisab dengan hisab yang sangat mudah. Dan yang terakhir adalah golongan orang-orang dzolim terhadap dirinya sendiri, yaitu yang senantiasa lalai terhadap sebagian apa yang diwjibkan oleh Allah Swt dan melakukan terhadap sebagian apa yang dilarang oleh Allah Swt. Maka golongan terakhir ini akan dihisab dengan lama di padang mahsyar kemudian allah tolong dengan rahmat-Nya dan kemudian mereka seraya berkata : “ “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri ”.

Sayyid Muhammad bin ba’alawi bin abbas almaliki almakki alhasani menegaskan kembali terhadap keadaan golongan orang yang dzolim terhadap dirinya, karena sesungguhnya ketika mereka ditahan di padang mahsyar karena kurangnya amal baik, kemudian mereka ditimpa dengan kegelisahan dan kesedihan. dan apabila allah memperbaiki kondisi mereka dengan Rahmat-Nya maka masuklah mereka kedalam surga-Nya.


Penjelasan diatas sangatlah memberikan hikmah dan pelajaran pada kita semua selaku umat baginda nabi Muhammad SAW, bahwa kita bisa melihat rahmat dan kasih sayang Allah SWT lebih besar dari Murka-Nya. Dan juga kecintaan sang baginda nabi terhadap Umatnya juga teramat besar, saking besarnya, dalam kondisi ajal akan sampai pada snag nabi, yang disebutnya berulang-ulang adalah kita “Ummatii ummati ummati”.

Darma Ami Fauzi
Mahasiswa Al-Azhar Kairo, Mesir


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *