Sufi besar yang muncul di Aceh sesudah Hamzah Fansuri adalah
Syamsudin Al-Sumatrani, atau yang juga dikenal sebagai Syamsudin Pasai karena
berasal dari Pasai. Sebagai penulis risalah tasawuf dia lebih produktif
daripada pendahulunya itu. Banyak mengarang kitabnya dalam bahasa Melayu dan
Arab.

Syamsudin Pasai ini seorang ulama dan sangat disayangi
sultan Iskandar Muda, sehingga ia diangkat sebagai pembantu dekatnya, Seorang
pelawat Eropa yang berkunjung ke Aceh mengatakan bahwa Syamsudin sebagai bishop
yang berarti seseorang mempunyai kedudukan tinggi di istana Aceh. Di samping
itu ia seorang ahli politik dan ketatanegaraan seperti Bukhari al-Jauhari
pengarang kitab Tajul al-Salatin (T. Iskandar, 1987)

Dalam penulisan sastra, peranan Syamsudin terutama dalam upayanya
mengembangkan kritik sastra secara hermenuitika sufi (ta’wil) yang telah
berkembang sejak abad 11 M. Karyanya yang menggunakan metode ta’wil ini tampak
dalam risalahnya yaitu Syarah Ruba’I Hamzah Fansuri.

Ta’wil merupakan metode penafsiran sastra yang melihat teks
puisi sebagai ungkapan kata-kata simbolik dan metaforik yang maknanya
berlapis-lapis (makna lahir, makna bathin, dan makna isyarah atau sugestif).
Bahasa Melayu yang digunakan Syamsudin dalam karyanya tidak jauh berbeda dari
bahasa Melayu yang digunakan penulis kitab sastra dalam abad 17-19 M.

Karya-karyanya antara lain adalah:

-. Mir’at al-Mukminin (Cermin orang beriman),

Jauhar al-Haqaiq (Permata Kebenaran),

Kitab al-Haraka,

Mir’at al-Iman,

Kitab al-Martaba (Martabat manusia),

Mir’at al- Muhaqqiqin,

Syarah Ruba’I Hamzah fansuri,

Thariq al-Salihin, dan lain-lain.

Ajaran yang dibawa Syamsudin ini berakar pada pada ajaran
Ibnu ‘Arabi dan menganut faham martabat tujuh yang diperoleh dari Al-Tufah
al- Mursalah ila Ruhin Nabi
, karya Muhammad Fadhlullah al-Burhanpuri dari
India.

Sultan Iskandar Muda sangat tertarik dengan ajaran tasawuf yang dibawa oleh Syamsudin Pasai sehingga beliau termasuk salah seorang pengikut faham wujudiyah. Sejumlah karyanya yang dipersembahkan untuk sultan Iskandar Muda antara lain Kitab Thariq al-Salihin dan Nur al-Daqaiq. Syamsudin Pasai meninggal dunia pada tahun 1630 M. bertepatan dengan Armada Aceh mengalami kekalahan di Malaka.

Nizar Maulana Malik, peserta IICS Santri Mengglobal 2019 Malaysia – Singapura

Kategori: Tokoh