Dalam hadis riwayat Imam Bukhari (w 256 H) Rasulullah saw bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ«مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ» أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ.

Dari Abu Hurairah (w 58 H) Rasulullah saw bersabda: “barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaknya dia menyambungkan tali silaturrahim”. (HR Bukhari)

Hadis ini memberikan pengertian bahwa orang yang gemar bersilaturrahim akan dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan panjang umur itu? nyatanya tidak sedikit orang yang gemar silaturrahim, banyak kenalannya tapi umurnya pendek.

Para ulama memahami bahwa yang dimaksud dengan panjang umur dalam hadis ini adalah keberkahan hidup dengan terus melakukan kebaikan individual dan sosial, menebar manfaat untuk banyak orang dan selalu mejauhi perbuatan-perbuatan tercela.

Dalam arti lain, panjang umur juga dapat dipahami dengan hidup yang produktif dan kreatif, hari-hari berlalu dengan ragam kegiatan yang bermanfaat. Alhasil orang yang panjang umurnya adalah orang yang mampu mengolah waktu sebaik mungkin sehingga tidak ada waktu yang terbuang secara sia-sia, ia tidak hanya memikirkan dirinya sendiri tetapi juga orang-orang yang ada di sekitarnya, bahkan kepentingan sosial lebih diutamakan dari kepentingan pribadinya.

Jika demikian, dalam hal ini pengertian panjang umur tidak selalu usia yang panjang tapi lebih kepada karya, jasa, dan produk seseorang yang terus dimanfaatkan oleh banyak orang hingga bertahun-tahun, bahkan ratusan tahun. Hal ini tercermin dari peran ulama-ulama besar di masa lampau, misalnya Imam Muhammad Idris al-Syafi’i, beliau lahir pada tahun 150 H dan wafat tahun 204 H umur beliau hanya 54 tahun tapi hingga saat ini jasa dan karyanya masih terus dikaji, padahal beliau sudah wafat 13 abad yang lalu. Maka ini sesungguhnya yang dimaksud dengan sabda Nabi saw

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Artinya

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi yang lainnya” HR al-Daruquthni


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *