Oleh: Ustadz Ahmad Syafi’i, M.SI
Hadis tentang dibelenggunya
setan di dalam
bulan Ramadhan adalah hadis
yang shahih menurut
Imam Bukhari dan Imam Muslim.
Dari Abu
Hurairah ra bahwa Rasulullah saw, bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م.: إِذَا دَخَلَ شَهْرُ
رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوابُ جَهَنَّمَ
وَسُلْسِلَةِ الشَّيَاطِيْنَ
Dari Abu Hurairah
radiyallahuanhu bahwa
Rasulullah SAWtelah bersabda,
“Apabila bulan Ramadhan
datang, maka pintu-pintu surga akan dibukakan dan
pintu-pitu neraka akan ditutup serta setan-setan
akan dibelenggu.” (HR Bukhari Muslim).
Sesaat setelah selesai kusampaikan hadis di atas, salah satu jama’ah ada yang bertanya: “Jika memang benar para setan itu dibelenggu, lantas bagaimana dengan fenomena “Setan Gundul” yang marak diperbincangkan di awal-awal bulan puasa ini?”
Posisi Setan Gundul?
Hadis yang menyatakan
bahwa setan-setan dibelenggu
pada bulan Ramadhan
ini adalah hadis
shahih dari segi isnad dan diriwayatkan oleh sejumlah ulama
hadis, antara lain Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan
lain-lain. Yang bermasalah dari hadis di
atas bukan dari
segi keshahihannya, melainkan dari
bagaimana cara kita memahami makna dibelenggunya setan di bulan
Ramadhan.
Sebagian orang bertanya,
kalau memang benar
di bulan Ramadhan semua setan itu
dibelenggu, kenapa di dalam bulan suci
itu tetap masih
ada saja kejahatan,
kemaksiatan, bahkan juga pembunuhan dan
serentetan dosa besar,
yang dilakukan oleh umat Islam
secara terang-terangan? Dan pertanyaan ini memang sedikit menggelitik rasa
ingin tahu kita. Benar,
bulan Ramadhan itu
setan dibelenggu, lalu kenapa kalau sudah dibelenggu, masih
saja ada kejatahan?
Para ulama mencoba
memberi beberapa penjelasan mengenai maksud
dari sabda Rasulullah SAW
bahwasanya setan-setanitu“dibelenggu” pada bulansuci Ramadhan. Antara
lain penafsiran mereka adalah :
1. Tidak Bisa Leluasa Mengganggu
Pendapat lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan terbelenggunya setan
adalah bahwa setan
tidak bisa leluasa untuk
mengganggu dan mencelakakan
manusia tidak seperti biasanya. Mengapa?
Karena di bulan
Ramadhan umumnya orang-orang sibuk
dengan shaum, membaca Al-Quran dan berdzikir. Dan kegiatan mereka ini
membuat setan menjadi terbelenggu
untuk leluasa menggoda dan mencelakakan manusia. Ruang gerak mereka menjadi
lebih terbatas, dibandingkan dengan har-hari di luar bulan Ramadhan
2. Yang Dibelenggu Hanya Setan yang Membangkang
Sedangkan pendapat lain
lagi mengatakan bahwa
yang dibelenggu bukan semua setan, melainkan hanya sebagiannya saja.
Mereka adalah setan-setan
yang membangkang,
sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Ibnu Huzaimah,
Nasa’i, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al -Hakim. Dari Abu Hurairah Ra. Rasulullah
SAW bersabda, “Pada malam pertama
bulan Ramadhan setan-setan
dibelenggu, yaitu setan-setan
yang membangkang.”
3. Setan Tidak Mampu Menggoda dan Menyesatkan
Yang dimaksud dengan
“dibelenggu” merupakan suatu ungkapan akan ketidak-mampuan setan
untuk menggoda dan menyesatkan manusia. Jika
ada pertanyaan, mengapa
masih banyak terjadi kemaksiatan pada
bulan Ramadhan? Bukankan
setan-setan yang biasa menggoda
manusia telah dibelenggu?
Berdasarkan pengertian di atas,
para ulama menjawab
pertanyaan tersebut dengan empat
jawaban:
Pertama, Dibelenggunya setan hanya
berlaku bagi mereka
yang melakukan ibadah shaum dengan penuh keikhlasan. Kedua, Yang dibelenggu
hanya sebagian setan
saja, yaitu setan yang membangkang sebagaimana dijelaskan
di atas. Ketiga, Yang dimaksud adalah berkurangnya tindak kejahatan atau
perilaku maksiat. Dan hal tersebut dapat kita rasakan meskipun masih terjadi
tindak kejahatan atau
kemaksiatan tapi biasanya tidak sebanyak di bulan-bulan
lainnya. Keempat, Tidak mesti dengan
dibelenggunya setan maka kemaksiatan akan hilang atau terhenti,
karena masih ada sebab-sebab
lainnya selain setan.
Bisa jadi kemaksiatan
tersebut timbul karena sifat
jelek manusianya, adat
istiadat yang rusak, lingkungan masyarakat
yang sudah bobrok,
serta kemaksiatan tersebut bisa juga disebabkan oleh setan-setan dari
golongan manusia.
4. Terhalangi dari Mencuri Dengar Berita dari Langit
Sedangkan pendapat lainnya
lagi seperti apa
yang dikatakan oleh Al-Hulaimi, di mana beliau berpendapat bahwa yang dimaksud
dengan setan-setan di
sini adalah setan-setan yang suka mencuri berita dari
langit. Malam bulan Ramadhan adalah malam turunnya Al-Quran, mereka pun
terhalangi untuk melakukan
dengan adanya “belenggu”
tersebut. Maka akan menambah penjagaan sehingga setan-setan tersebut tidak
mampu melakukannya lagi. [Lihat Fathul Bari IV/ 114-115, ‘Umdatul Qari X/386
dan Ikmalul Mu’lim IV/6]
Nah, merujuk pada keterangan di atas, anda bisa menyimpulkan sendiri, di
mana posisi “Setan Gundul” itu…!!!!
0 Komentar