Di pesantren kita diajarkan ilmu fikih dengan berbagai literatur, dari tingkat termudah hingga tersulit. Diantaranya adalah Safīnatun Naja, Fathul Qarīb, Fathul Mu’īn, Hasyiyah al-Baijuri dan masih banyak lagi. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa dalam fikih terdapat empat mazhab yang mu’tabar, yaitu Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali. Pesantren-pesantren di Indonesia lebih sering mengkaji kitab-kitab fikih Syafi’i, sebab mazhab yang paling banyak dianut di Indonesia adalah Mazhab asy-Syafi’i. Berikut kitab-kitab fikih mazhab Syafii yang banyak dikaji di pesantren

  1. Safīnatun Najā`

 Kitab ini sangat merakyat, artinya hampir dikenal semua kalangan baik santri maupun tidak. Di pesantren maupun di masyarakat umumnya, di Indonesia bahkan di belahan dunia lainnya. Penulisnya adalah seorang ulama besar yang sangat terkemuka yaitu Syekh Salim bin Abdullah bin Saad bin Sumair Al Hadhrami. Lahir di daerah Dzi Asybah, Hadramaut, Yaman.

Syekh Salim wafat di daerah Betawi atau Jakarta pada tahun 1271 H. Namun makamnya belum jelas sampai saat ini, konon ada yang mengatakan makamya di belakang masjid Al Makmur, Tanah Abang.

Nama Panjang kitab ini adalah “Safīnatun Najāh Fīmā Yajibu `ala Abdi Ii Maulah,” artinya adalah (perahu keselamatan di dalam mempelajari kewajiban seorang hamba kepada Tu­hannya). Ada beberapa faktor yang menjadikan kitab ini laris dikaji di pesantren dan masyarakat di berbagai belahan bumi.

Diantara faktor trsebut adalah kitab Safīnah mencakup pokok-pokok agama secara terpadu, lengkap dan utuh, disajikan dengan bahasa yang mudah, susunan yang ringan dan redaksi yang gampang untuk dipahami serta dihafal.

Kitab ini telah tersebar luas di berbagai negara seperti Yaman, Mekkah, Madinah, Jeddah, Somalia, Ethiopia, Tanzania, Kenya, Zanjibar, dan di berbagai belahan negara-negara Afrika. Banyak dari para ulama yang berkontribusi dalam mensyarah kitab ini, juga menjadikannya nadhom. Diantara syarah kitab Safīnah ialah:

  1. Kasyifatus Sajā` ‘ala Safīnatin Najā` karya Syaikh Nawawi al-Bantani
  2. Nailur Rajā Syarah Safīnatin Najā` karya Sayyid Al-Habib Ahmad bin Umar Asy-Syatiri
  3. Durrotu Tsaminah Hasyiyah ala Safīnah karya Syekh Ahmad bin Muhammad Al-Hadrawi
  4. Nasīmul Hayah Syarah Safīnatin Najā` karya Syekh Al-Faqih Al-Qodhi Abdullah bin Awad bin Mubarok Bukair
  5. Innarotut Duja Bitanwiril Hija Syarah Safinah Naja karya Syekh Muhammad bin Ali bin Husein Al-Maliki

Selain syarah, para ulama berkontribusi juga dalam mengembangkan kitab ini dalam bentuk nadhom. Setidaknya ada sekitar enam nadhom Safīnah, yaitu:

  1. Nadhom karya Sayyid Abdullah bin ‘Ali Al-Haddad
  2. Nadhom gubahan Sayyid Muhammad bin Ahmad Ba`aqiel
  3. Nadhom Syekh Shiddiq bin Abdullah Lasem
  4. Tanwirul Hija` nadhom Safinatun Naja karya Syekh KH. Akhmad Qusyairi bin Siddiq
  5. Al-Lu`lu`ah Ats-Tsaminah nadhom As-Safinah karya Syekh Muhammad bin Ali Zakin Al-Kindiy
  6. As-Subhah Ats-Tsaminah nadhmis Safinah karya Sayyid Ahmad Masyhur bin Thaha Al-Haddad