Salah satu bulan hijriah yang termasuk kepada kategori asyhur al-hurum (bulan-bulan mulia) adalah bulan rajab, pada bulan ini terdapat peristiwa yang sangat fantastik dan istimewa, yakni diperjalankannya Nabi Muhammad saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha kemudian lanjut menembus langit ke tujuh yang biasa disebut dengan sidratul muntaha, dengan durasi waktu yang sangat singkat dan tidak bisa diterima kecuali oleh keimanan yang tulus.

Peristiwa Isra diabadikan oleh Allah swt di awal surat Al-Isra, sementara peristiwa Mi’raj diceritakan di awal surat An-Najm. شرح لعبة بلاك جاك Selain itu, riwayat-riwayat yang bersumber dari hadis yang kualitasnya shahih dan daif juga turut mewarnai cerita perjalanan sang Nabi saw pada peristiwa tersebut. لعبه بينجو Semua ini tiada lain atas kehendak Allah swt untuk menunjukan tanda-tanda kebesaran-Nya, sebagaimana firman-Nya. لعبة بلاك جاك 21

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ
الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ
لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya: Mahasuci (Allah), yang
telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram
ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha
Mendengar, Maha Melihat
. (QS Al-Isra:1)

Yang menjadi pertanyaan kemudian,
mengapa perjalanan ini terjadi pada malam hari, bukan di waktu siang saja?

Ayat ini ternyata mengandung pesan
spritual yang sangat dalam sebagai pelajaran bagi kita selaku umat Nabi
Muhammad saw, bahwa di waktu malam itu ada kehangatan dan keharmonisan
tersendiri untuk dapat mendekatkan diri kepada Pencipta alam semesta ini
melalui beragam ketaatan berupa shalat, dzikir, membaca Quran yang kesemua
rangkaian ini biasa disebut dengan qiyamullail (menghidupkan waktu malam).
 

Bukti kedekatan Allah dengan hamba-Nya
di waktu malam itu, antara lain dengan menjanjikan tiga hal;

  1. Mengabulkan doa hamba-Nya
  2. Memberi permintaan hamba-Nya
  3. Mengampuni dosa-dosa hamba-Nya

Hal ini tercantum dalam hadis Nabi
saw;

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ
وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِيْنَ يَبْقَى ثُلُثُ الَّليْلِ
الْآخِرِ يَقُوْلُ، مَنْ يَدْعُوْنِيْ فَأَسْتَجِيْبَ لَهُ، مَنْ يَسْأَلُنِيْ فَأُعْطِيَهُ،
مَنْ يَسْتَغْفِرُنِيْ فَأَغْفِرَ لَهُ

Tuhan kita yang Maha Agung dan Maha Tinggi turun setiap malam ke langit
dunia ketika telah tersisa sepertiga malam terakhir. Ia berfirman: Siapakah
yang berdoa kepadaku, maka aku akan mengabulkannya, siapa yang meminta kepada-Ku,
maka Aku akan memberikannya. Siapa yang memohon ampun kepada-Ku maka akan aku
ampuni. (HR Bukhari-Muslim)

Saat peristiwa yang Mahadahsyat ini terjadi, Nabi
saw tengah diselimuti kesedihan karena ditinggalkan oleh istri tercinta
Sayyidah Khadijah dan paman yang selalu melindunginya, kemudian Allah swt “menghiburnya” dengan
perjalanan malam, ini mengisyaratkan sebesar apapun permasalahan yang tengah
kita hadapi akan ringan dan mudah jika kita melakukan perjalanan spiritual di
waktu malam.

Oleh sebab itu maka, peristiwa Isra Mi’raj perlu
terus diperingati sebagai piranti pendidikan mental spiritual. Saat ini kita sama-sama
merasakan betapa banyak orang yang mudah putus asa, problem permasalahan
diselesaikan dengan emosi bahkan –na’udzubillah- sampai saling bunuh-membunuh,
atau dilampiaskan melalui minuman keras dan obat-obatan. Itu semua disebabkan oleh
keringnya asupan dan vitamin spiritual. Bersambung……