Suatu hari Oh Su Hyang pernah mengajar kelas khusus wawancara kerja di sebuah Universitas, ia sedang membimbing para mahasiswanya. Ada satu mahasiswi yang mengeluhkan kegundahannya kepada Oh Su Hyang. Dengan malu-malu mahasiswi tersebut menceritakan ia meneruskan studinya di jurusan untuk menyesuaikan dengan nilainya, namun ia memliki problem yaitu tidak tertarik sama sekali untuk belajar sehingga nilainya tidak pernah bagus. Tahun depan ia lulus, namun masih bingung perusahaan mana yang akan menerimanya nanti. Mahasiswi tersebut semakin muram dan sedih.

Oh Su Hyang pun memintanya untuk menceritakan perihal kemampuannya. Mahasiswi tersebut lantas membuka suara dengan riangnya.

“Saya suka dengan kosmetik sehingga cukup ahli soal make up. Teman-teman saya sering meminta saya untuk merias mereka. Jika melihat mereka yang saya dandani merasa senang, saya pun ikut senang. Meskipun hal lain saya tidak tahu, tapi kalau soal kosmetik saya sangat paham.”

Kemudian Oh Su Hyang memintanya menjelaskan tentang merek kosmetik tertentu saat itu juga. Ia pun dengan lancar menjelaskan kelebihan dan kekurangan produk tersebut jika dibandingkan dengan produk lainnya serta memberitahukan berbagai trik saat berdandan. Kemudian ia memerhatikan wajah Oh Su Hyang dan menebak kosmetik yang dipakai olehnya, serta memberitahu hal-hal yang harus diperhatikan saat memakai produk tersebut. Oh Su Hyang menebak bahwa kemampuannya sungguh luar biasa.

“Kamu sepertinya sudah punya kemampuan yang luar biasa jauh melampaui teman-temanmu yang lain. Menurut saya kamu sudah profesional menyangkut soal komestik. Jika saya pimpinan perusahaan komestik, saya pasti akan segera mempekerjakan kamu. Jadi, jangan bandingkan diri kamu dengan teman-temanmu yang lain. Berfokuslah pada hal yang kamu kuasai, kualitas kamu sebagai ‘kosmetik mania’ dan jadikan itu sebagian brand kamu saat wawancara. Pasti akan ada perusahaan yang membutuhkanmu.” Ujar Oh Su Hyang

Setelah itu Oh Su Hyang menerima kabar bahwa mahasiswinya tersebut bekerja di perusahaan kosmetik A. (Oh Su Hyang, Bicara itu Ada Seninya, BIP Kelomok Gramedia, halaman 119-120)

Membaca kisah diatas kita seakan diarahkan kepada pertanyaan, “Apa yang kamu bisa?” dan “Apa pekerjaan atau aktivitas yang kamu sukai?” tentunya kita menjawab dengan kemampuan yang kita miliki serta aktivitas yang kita sukai. Barangkali, aktivitas tersebut adalah kecenderungan yang kita miliki dan potensi diri yang dapat dikembangkan. Jangan pernah meremehkan suatu bakat meskipun terlihat sepele. Bisa saja dengan bakat kecil itu bisa menumbuhkan keahlian dan profesi yang besar.

Kita tidak pernah tahu anak kecil yang hobby sekali menggambar rumah, dan ia terus menekuni hobynya dan melanjut ke sekolah desain atau teknik sipil akan menjadi seorang desainer interior ataupun arsitek yang handal.

Sempat kemarin kita melihat di twitter sebuah surat dari seorang kepala sekolah di salah satu yayasan, isi surat tersebut sangant menarik sehingga dapat membuka pikiran wali murid dari sudut pandang yang berbeda.

Kepala sekolah itu menginformasikan kepada wali murid bahwa ujian telah usai dan nilai akan segera keluar, otomatis mereka akan merasa cemas dan berharap anak mereka dapat sukses dalam ujian dan mendapat nilai yang bagus.

Sumber: twitter.com/AgusMagelangan/status/1140579256298115072

Namun,-kata Kepala Sekolah itu dalam suratnya- mohon diingat, di tengah-tengah anak-anak yang sedang ujian itu, ada calon seniman yang tidak perlu mengerti Matematika secara tuntas, ada calon pengusaha yang tidak butuh pelajaran sastra atau sejarah, ada calon musisi yang nilai Biologi-nya tidak terlalu akan berarti, ada calon olahragawan yang lebih mementingkan fisik dibanding Fisika di sekolah, ada calon fotografer yang lebih berkarakter dengan sudut pandang art yang berbeda yang tentu ilmunya bisa jadi bukan dari sekolah ini.

Sekiranya anak bapak/ibu lulus menjadi yang terbaik, maka hebatlah dia. Tapi jika tidak, mohon jangan rampas rasa percaya diri dan harga diri mereka. Katakan saja, “Tidak apa-apa, itu hanya sekedar ujian.” Anak-anak itu diciptakan untuk sesuatu yang lebih besar lagi dalam hidup ini.

Dua kutipan diatas mengajarkan kita pentingnya mengasah kemampuan diri, dan jangan pernah meremehkan bakat bagaimanapun bentuknya. Tetaplah optimis menjalani aktivitas yang paling dicintai, tentunya yang bermanfaat bagi orang lain. Tetap semangat!