Jakarta, 30 Maret 2024 — Generasi Magister Pengkajian Islam (Gen Master SPS) Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sukses menggelar acara inspiratif bertajuk Ngabuburit Bersama Gen Master SPS. Menghadirkan narasumber istimewa, Kak Dito Alif Pratama seorang alumni Vrije Universiteit Amsterdam Belanda sekaligus Founder Santri Mengglobal, acara ini mengangkat tema “Peluang Mendapatkan Beasiswa di Mancanegara”.
Kegiatan yang digelar secara hangat dan interaktif ini dipandu oleh moderator M. Rozkit Bouti, S.Sos. Ia membuka acara dengan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah hadir melalui Live Instagram.
Dalam sesi utama, Kak Dito membagikan berbagai wawasan seputar peluang beasiswa untuk studi di luar negeri. Ia menegaskan bahwa studi di mancanegara bukan jaminan kesuksesan, namun membuka cakrawala baru dalam memperluas jejaring internasional, memperdalam pemahaman lintas budaya, serta menambah pengalaman hidup yang lebih berharga.
Konsep “I Miss U” untuk Menjadi Penerima Beasiswa
Menariknya, Kak Dito Alif Pratama memperkenalkan formula unik yang ia sebut dengan konsep “I Miss U” — sebuah akronim yang mencerminkan empat pilar penting dalam perjuangan meraih beasiswa, yakni:
- Integritas: Menjaga kejujuran, tanggung jawab, dan komitmen dalam setiap proses.
- Mentalitas: Membangun daya juang dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan akademik dan budaya.
- Modalitas: Menyiapkan segala prasyarat administratif, akademik, dan finansial secara matang.
- Urgensi: Menemukan alasan kuat dan niat tulus dalam melanjutkan pendidikan tinggi.
Konsep ini menjadi benang merah dalam paparan Kak Dito, yang menekankan pentingnya persiapan menyeluruh, tidak hanya dari aspek akademik, tetapi juga mental dan spiritual.
Sesi Diskusi: Bekal untuk Santri yang akan Mengglobal
Acara ini juga dilengkapi dengan sesi tanya jawab yang penuh antusiasme. Peserta aktif bertanya mengenai cara mempersiapkan diri untuk studi di negara-negara minoritas Muslim, strategi menulis motivation letter, hingga tips membangun portofolio akademik dan sosial yang kuat dan menarik.
Dalam jawabannya, Kak Dito mendorong para peserta, khususnya santri dan pelajar Muslim, untuk tidak ragu mengejar pendidikan tinggi di luar negeri. Ia menegaskan bahwa dukungan dari orang tua dan lingkungan sangat berpengaruh dalam membentuk semangat juang yang konsisten.
Penutup: Ajak Santri Terus Berjuang Raih Cita-Cita
Acara ditutup dengan harapan besar agar semakin banyak santri Indonesia yang memiliki akses dan kesempatan menempuh studi internasional. Kak Dito mengajak seluruh peserta untuk terus menggali informasi, membangun jaringan, dan menjaga semangat dalam proses pencarian beasiswa.
“Belajar di luar negeri bukan sekadar mimpi. Ia adalah peluang yang nyata bagi siapa pun yang siap secara integritas, mentalitas, modalitas, dan memiliki urgensi yang jelas,” pungkasnya diakhir acara sebagai penutup statement.*** (Gilang Ramadhan)