Oleh: Fajri Zulia Ramdhani

Setelah yang kesekian kali melihat
pengumuman hasil lomba puisi dan cerpen yang lagi-lagi membawa pada posisi kurang
memuaskan, alih-alih merasa cepat kecewa, saya semakin banyak mengikuti lomba menulis
lain yang ditawarkan akun-akun instagram.

Keikutsertaan dalam lomba puisi belakangan
ini adalah sebuah usaha untuk menguji kemampuan pribadi dalam menyusun sebuah
puisi. Selama ini, puisi saya hanya menjadi konsumsi pribadi saja. Sesekali
dimasukkan di blog dan akun pribadi, rasanya belum cukup untuk membuat percaya
diri bahwa puisi bikinan saya sudah layak konsumsi khalayak.

Dalam satu bulan, saya kemudian ikut serta
di hampir lebih dari delapan perlombaan cipta puisi. Satu persatu lomba
tersebut diumumkan. Beberapa di antaranya, saya harus menelan kecewa karena
bahkan puisi saya tak tersebut dalam pengumuman finalis.

Ada yang membawa saya sebagai penulis
pilihan, yang namanya kemudian dicantumkan dan turut dibukukan bersama peserta
pilihan lainnya. Tak ada satupun gelar juara. Tapi ada satu lagi lomba terakhir
yang belum juga mengumumkan hasilnya. Lomba terakhir ini satu-satunya lomba
yang saya ikuti dengan hadiah juara pertama mendapat kesempatan jalan-jalan ke
tiga negara, Singapura, Malaysia, dan Thailand. Bahkan juara satu juga mendapat
uang saku senilai satu juta rupiah. Dalam hati pun kemudian saya nyeletuk
“Yah, barangkali Allah akan memberi saya hadiah paling besar dengan menguji kesabaran
saya”.

Benar saja, pengumuman finalis keluar. كيفية لعب القمار Saya
dan finalis lainnya diminta untuk menampilkan video pembacaan dari puisi yang
sudah diciptakan. Video tersebut kemudian diunggah di akun official
penyelenggara. Pemenang dalam lomba ini pun terdiri dari dua kategori juara
yaitu juara pertama, kedua, dan ketiga serta kategori favorit yaitu penerima like
terbanyak. Awalnya, saya tak berharap banyak. Menargetkan diri untuk meraih
kategori favorit. Dalam dua hari, setelah mendapat suka lebih dari 700 akun.
Berselang satu hari kemudian video lain menyusul sehingga jumlah like menandingi
video puisi saya. Setelah pasrah di kategori favorit. Saya tak lagi berharap
banyak.

Subuh, saat itu. Salah seorang teman
mengirimkan foto via Whatsapp dengan pesan “Congratulation, girl. You
deserve it!
” saya terbelalak kaget melihat pengumuman dari foto yang
dikirimkannya. Cepat-cepat saya memeriksa postingan Instagram terbaru akun
penyelenggara, dan menemukan nama saya benar tercantum di sana.

Berkat itu, selama satu minggu Allah
perjalankan saya ke tiga negara. Perjalanan yang tidak hanya membawa saya
belajar dari lokasi baru, yang tak lama hanya bisa kunikmati dari internet. Dari
sana aku memahami bahwa kesempatan terbaik bisa jadi tersembunyi di antara
sedih dan gagal yang hadir menutupi.

Kau tau, kesempatan barangkali datang dari
menyerah yang pantang dan sangka yang baik. Jadi, selamat menemukan kesempatan!


Santri Mengglobal

Bantu santri untuk bisa belajar di luar negeri

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *